Cara Terbaik
Budidaya Jamur Tiram
Hai pengunjung blog yang
berbahagia,,
Sebenarnya budidaya jamur tiram ini
gampang, tapi kita harus tetap memperhatikan faktor-faktor seperti lingkungan,
kebersihan, serta konsistensi selama perawatan. Jika faktor-faktor tersebut tidak
bisa dipenuhi dengan baik maka hasilnya pun kurang optimal bahkan besar
kemungkinan berpotensi mendatangkan kegagalan.
Usaha budidaya jamur tiram seringkali
mengalami kegagalan karena teknik dan cara budidaya yang kurang benar.
Berikut langkah-langkah penanaman jamur tiram :
Persiapan
Penanaman Jamur Tiram
Sebelum melakukan penanaman, hal-hal yang
menunjang budidaya jamur tiram harus sudah tersedia, diantaranya rumah kumbung
baglog, rak baglog, bibit jamur tiram, dan peralatan budidaya. (Bisa Anda lihat
di artikel Persiapan Usaha Budidaya Jamur Tiram). Usahakan budidaya jamur tiram
menggunakan bibit bersertifikat yang dapat dibeli dari petani lain atau dinas
pertanian setempat. Peralatan budidaya jamur tiram cukup sederhana, harga
terjangkau, bahkan kita bisa memanfaat peralatan dapur.
Untuk mengoptimalkan hasil dalam usaha
budidaya jamur tiram di dataran rendah dapat dilakukan dengan modifikasi
terhadap bahan media dan takarannya, yakni dengan menambah atau mengurangi
takaran tiap-tiap bahan dari standar umumnya. Dalam usaha skala kecil,
eksperimen dalam menentukan takaran bahan media merupakan hal yang sangat
penting guna memperoleh takaran yang pas. Hal ini mengingat jamur yang
dibudidayakan di lingkungan tumbuh berbeda tentu membutuhkan nutrisi dan media
yang berbeda pula tergantung pada kondisi lingkungan setempat. Hingga saat ini
belum ada standar komposisi media untuk budidaya jamur tiram di dataran rendah,
sehingga petani memodifikasi media dan lingkungan berdasarkan pengalaman dan
kondisi masing-masing.
Sebagai media tumbuh jamur tiram, serbuk
gergaji berfungsi sebagai penyedia nutrisi bagi jamur. Kayu yang digunakan
sebaiknya kayu keras karena serbuk gergaji kayu jenis tersebut sangat
berpotensi dalam meningkatkan hasil panen jamur tiram. Hal ini karena
kayu keras banyak mengandung selulosa yang dibutuhkan oleh jamur. Jenis-jenis
kayu keras yang bisa digunakan sebagai media tanam jamur tiram antara lain
sengon, kayu kampung, dan kayu mahoni. Untuk mendapatkan serbuk kayu
pembudidaya harus memperolehnya ditempat penggergajian kayu. Sebelum digunakan
sebagai media biasanya sebuk kayu harus dikompos terlebih dahulu agar bisa
terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna oleh jamur.
Proses pengomposan serbuk kayu dilakukan dengan cara menutupnya menggunakan
plastik atau terpal selama 1-2 hari. Pengomposan berlangsung dengan baik jika
terjadi kenaikan suhu sekitar 50 derajat C.
Alternatif bahan yang bisa digunakan untuk
mengganti serbuk kayu adalah berbagai macam ampas, misal ampas kopi, ampas
kertas, ampas tebu, dan ampas teh. Namun, berdasarkan pengalaman petani jamur
tiram di dataran rendah, media yang baik untuk digunakan tetap serbuk gergaji
kayu.
Media berupa dedak/bekatul dan tepung
jagung berfungsi sebagai substrat dan penghasil kalori untuk pertumbuhan jamur.
Sebelum membeli dedak dan tepung jagung, sebaiknya pastikan dahulu bahan-bahan
tersebut masih baru. Jika memakai bahan yang sudah lama dikhawatirkan sudah
terjadi fermentasi yang dapat berakibat pada tumbuhnya jenis jamur yang tidak
dikehendaki. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan dedak maupun teung jagung
memberikan kualitas hasil jamur yang sama karena kandungan nutrisi kedua bahan
tersebut mirip. Namun, penggunaan dedak dianggap lebih efisien karena bisa
memangkas biaya dan cenderung mudah dicari karena banyak dimanfaatkan sebagai
pakan ternak. Kapur (CaCo3) berfungsi sebagai sumber mineral dan pengatur pH.
Kandungan Ca dalam kapur dapat menetralisir asam yang dikeluarkan meselium
jamur yang juga bisa menyebabkan pH media menjadi rendah.
Wadah yang digunakan untuk meletakkan
campuran media adalah kantong plastik bening tahan panas (PE 0,002) berukuran
20 cm x 30 cm. Adapun komposisi media semai adalah serbuk gergaji 100 kg;
tepung jagung 10 kg; dedak halus atau bekatul 10 kg; kompos 0,5 kg; kapur
(CaCo3) 0,5 kg; dan air 50-60%. Ada dua hal yang harus diperhatikan sebelum
melakukan penanaman bibit jamur, yaitu sterilisasi bahan dan sterilisasi
baglog.
Sterilisasi
Bahan
Sebelum dicampur dengan media lain, serbuk
kayu dan dedak disterilisasi terlebih dahulu menggunakan oven selama 6-8 jam
pada suhu 100 derajat C. Dengan sterilisasi tersebut selain mengurangi
mikroorganisme penyebab kontaminsasi juga menguranngi kadar air pada serbuk
gergaji kayu. Dengan demikian, media menjadi lebih kering. Kedua bahan tersebut
kemmudian dicampur dan diberi air sekitar 50—60% hingga adonan menjadi kalis
dan bisa dikepal. Air berfungsi dalam penyerapan nutrisi oleh miselium. Air
yang digunakan harus air bersih untuk mengurangi resiko kontaminasi organisme
lain dalam media. Dalam memasukkan media ke dalam plastik, media harus
benar-benar padar agar jamur yang dihasilkan bisa banyak. Jadi pastikan bahwa
bahan-bahan telah cukup padat di dalam plastik dengan cara menekan—nekan adonan
hingga benar-benar padat, kemudian bagian atas kantong dipasang cincin paralon
dan selanjutnya kantong plastik ditutup dengan sumbat kapas dan diikat dengan
karet.
Sterilisasi
Baglog
Sterilisasi baglog dilakukan dengan cara
memasukkan baglog ke dallam autoclave atau pemanas/steamer dengan suhu 121
derajat C selama 15 menit. Untuk mengganti penggunaan autoclave atau streamer,
dapat menggunakan drum dengan kapasitas besar atau mampu menampung sekitar 50
baglog dan dipanasi di atas kompor minyak atau dapat juga menggunakan oven.
Memang, sterilisasi baglog menggunakan drum memakan waktu lebih lama, yaitu
sekitar 8 jam, tetapi dianggap lebih menghemat biaya.
Setelah proses sterilisasi selesai, baglog
kemudian didinginkan, yakni dengan mematikan alat sterilisasi dan membiarkan
suhunya turun sedikit demi sedikit. Setelah proses pendinginan, baru kemudian
dilakukan penanaman bibit jamur.
Penanaman
Dan Pemeliharaan Jamur Tiram
Salah satu penentu keberhasilan budidaya
jamur tiram adalah kebersihan dalam melakukan proses budidayanya, baik
kebersihan tempat, alat, maupun pekerjanya. Hal ini karena kebersihan adalah
hal yang mutlak harus dipenuhi. Untuk itu, tempat untuk penanaman sebaiknya
harus dibersihkan dahulu dengan sapu, lantai dan dindingnya dibersihkan
menggunakan disinfektan. Alat yang digunakan untuk menanam juga harus disterilisasi
menggunakan alkohol dan dipanaskan di atas api lilin. Selain itu, selama
melakukan penanaman para pekerja juga idealnya menggunakan masker. Hal ini
bertujuan untuk memperkecil terjadinya kontaminasi.
Dalam budidaya jamur tiram hal yang juga
harus diperhatikan adalah menjaga suhu dan kelembaban ruang agar tetap pada
standar yang dibutuhkan. Jika cuaca lebih kering, panas, atau berangin, tentu
akan mempengaruhi suhu dan kelembaban dalam kumbung sehingga air cepat menguap.
Bila demikian, sebaiknya frekuensi penyiraman ditingkatkan. Jika suhu terlalu
tinggi dan kelembaban kurang, bisa membuat tubuh jamur sulit tumbuh atau bahkan
tidak tumbuh. Oleh karena itu, atur juga sirkulasi udara di dalam kumbung agar
jamur tidak cepat layu dan mati. Pengaturan sirkulasi dapat dilakukan dengan
cara menutup sebagian lubang sirkulasi ketika angin sedang kencang. Sirkulasi
dapat dibuka semua ketika angin sedang dalam kecepatan normal. Namun, yang
terpenting adalah jangan sampai jamur kekurangan udara segar.
Pengendalian
Hama Penyakit Pada Budidaya Jamur Tiram
·
Ulat
Hama ulat muncul ketika kelembaban udara
berlebihan. Oleh sebab itu, hama ulat sering dijumpai ketika musim hujan.
Pencegahan menjadi solusi terbaik untuk mengatasi hama ini adalah dengan
mengatur sirkulasi udara. Caranya dengan membuka lubang sirkulasi dan untuk
sementara proses penyiraman keumbung dihentikan.
Pangkal jamur yang tertinggal di baglog
saat pemanenan dapat menimbulkan binatang kecil seperti kepik. Kepik inilah
yang menjadi penyebab munculnya hama ulat. Sementara jamur yang tidak terpanen
kemungkinan terjadi karena jamur tidak muncul keluar sehingga luput saat
pemanenan dan menjadi busuk. Hal ini menyebabkan munculnya ulat. Sebaiknya,
ketika melakukan pemanenan baglog telah dipastikan kebersihannya sehingga tidak
ada pangkal atau batang dan jamur yang tidak terpanen.
Ulat bisa saja muncul karena rumah kumbung
ataupun sekitar kumbung tidak berseih. Misalnya adanya kandang ternak atau
tanaman di sekitar rumah kumbung.
Untuk mencegah dan mengatasi serangan hama
ulat, lakukan pembersihan rumah kumbung dan sekitar rumah kumbung dengan
melakukan penyemprotan formalin.
·
Semut, Laba-laba, dan
Kleket (sejenis moluska)
Secara mekanis hama semut dan laba-laba
dapat diatasi dengan membongkar sarangnya dan menyiramnya dengan minyak tanah.
Sedangkan secara kemis hama tersebut dapat dikendalikan dengan penyemprotan
insektisida. Cara ini merupakan cara terakhir dan usahakan untuk menghindari
penggunaan insektisida jika serangan tidak parah karena produk jamur merupakan
produk organik. Keuntungan jika pemberantasan hama serangga dilakukan dengan
cara mekanis antara lain, dapat memangkas biaya selama perawatan dan juga ramah
lingkungan. Sementara itu hama kleket kerap dijumpai pada mulut baglog. Untuk
mengendalikannya juga dilakukan dengan cara mekanis, yaitu mengambilnya dengan
tangan.
·
Tumbuhnya Cendawan Atau
Jamur Lain
Jamur lain yang kerap mengganggu jamur
tiram adalah Mucor sp., Rhizopus sp., Penicillium sp., dan Aspergillus sp. pada
substrat atau baglog. Serangan jamur-jamur tersebut bersifat patogen yang
ditandai dengan timbulnya miselium berwarna hitam, kuning, hijau, dan timbulnya
lendir pada substrat. Miselium-miselium tersebut mengakibatkan pertumbuhan
jamur tiram terhambat atau bahkan tidak tumbuh sama sekali. Penyakit ini
dapat disebabkan karena lingkungan dan peralatan saat pembuatan media penanaman
kurang bersih atau karena lingkungan kumbung yang terlalu lembab. Untuk
mengatasi penyakit ini, lingkungan dan peralatan ketika pembuatan media dan
penanaman perlu dijaga kebersihannya. Kelembaban di dalam kumbung juga diatur
agar tidak berlebihan. Penyakit ini dapat menyerang baglog yang sudah dibuka
ataupun masih tertutup. Jika baglog sudah terserang maka harus segera dilakukan
pemusnahan dengan cara dikeluarkan dari kumbung kemudian dibakar.
Tangkai Memanjang
Penyakit ini merupakan penyakit fisiologis
yang ditandai dengan tangkai jamur memanjang dengan tubuh jamur kecil tidak
dapat berkembang maksimal. Penyakit tangkai memanjang disebabkan karena
kelebihan CO2 akibat ventilasi udara yang kurang sempurna. Agar tidak terserang
penyakit ini harus dilakukan pengaturan ventilasi dalam kumbung seoptimal
mungkin.
PANEN
DAN PASCA PANEN
Pemanenan merupakan kegiatan budidaya yang
selalu dinantikan oleh pelaku usaha. Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka
penanaman selama panen dan pasca panen harus dilakukan dengan baik.
Waktu
dan Cara Panen Jamur Tiram
Jamur tiram termasuk jenis tanaman
budidaya yang memiliki masa panen cukup cepat. Panen jamur tiram dapat
dilakukan dalam jangka waktu 4o hari setelah pembibitan atau setelah tubuh buah
berkembang maksimal, yaitu sekitar 2-3 minggu setelah tubuh buah terbentuk.
Perkembangan tubuh buah jamur tiram yang maksimal ditandai pula dengan
meruncngnya bagian tepi jamur. Kriteria jamur yang layak untuk dipanen adalah
jamur yang berukuran cukup besar dan bertepi runcing tetapi belum mekar penuh
atau belum pecah. Jamur dengan kondisi demikian tidak mudah rusak jika dipanen.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi ketika produk dipasarkan, misalnya
keseragaman berat dan ukuran jamur tiram.
Penanganan
Pasca Panen Jamur Tiram
Penanganan yang dilakukan usai pemanenan
jamur tiram bertujuan untuk menciptakan hasil akhir yang berkualitas sehingga
sesuai dengan permintaan pasar. Berikut beberapa tahapan agar produk jamur
tiram yang dihasilkan berkualitas baik.
Penyortiran
Jamur yang telah dipanen harus segera
dicuci dengan air bersih, kemudian bagian tubuh buahnya dipisahkan deri
pangkalnya. Proses pencucian dan pemisahan ini penting untuk dilakukan karena
bila selama proses budidaya petani menggunakan pestisida, biasaya racun
pestisida akan mengendap pada bagian pangkal dan masih memungkinkan terdapat
residu yang tertinggal pada tubuh buah. Setelah diyakini kebersihannya, proses
sortasi dilakukan untuk mengelompokkan jamur tiram berdasarkan bentuk dan
ukurannya. Hal ini bertujuan untuk memperoleh hasil yang seragam sehingga akan
menarik minat konsumen saat dipasarkan.
Pengemasan
dan Transportasi Hasil Panen Jamur Tiram
Pengemasan jamur tiram segar biasanya
menggunakan plastik kedap udara. Semakin sedikit udara yang ada di dalam
plastik, jamur tiram semakin tahan lama untuk disimpan. Namun, idealnya
penyimpanan dengan plastik kedap udara hanya dapat mempertahankan kesegaran
jamur tiram selama 2-4 hari. Oleh karena itu, agar jamur tiram segar yang
dijual tetap dalam kondisi baik, proses pengangkutan/transportasi tidak boleh
terlalu lama dari proses pengemasannya. Seandainya jarak pengangkutan cukup
jauh, sebaiknya alat transportasi dilengkapi dengan ruangan berpendingin.
Sekian untuk hari ini , semoga bermanfaat
dan selamat mencoba J
*** Thank You***
0 komentar:
Posting Komentar